BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keberhasilan Rasulullah Saw dalam menyebarkan agama Islam benar-benar mengagumkan. Hanya dalam waktu kurang dari 25 tahun beliau berhasil mengubah masyarakat jahiliah yang sangat dekaden menjadi masyarakat yang berperadaban tinggi dan sangat disegani bangsa-bangsa di sekitarnya. Beliau berhasil menegakkan suatu negara yang oleh sosiolog modern seperti Robert M. Bella diakui sebagai negara yang boleh disebut sebagai negara modern.
Konstitusinya yang dikenal dengan Piagam Madinah (Al-Shahifah Al-Madinah) dipandang oleh Cak Nur (Dr. Nurcholish Madjid) mirip dengan Undang-Undang Dasar 1945 yang mengatur suatu masyarakat majemuk. Kemudian, tidak lebih dari 200 tahun bangsa Arab telah menjadi satu-satunya super power di dunia saat itu, tidak saja dalam bidang politik, tetapi juga dalam pengembangan ilmu pengetahuan. Hingga abad 18, karya-karya kaum Muslim zaman Abbasiah dipelajari dan dijadikan referensi di berbagai perguruan tinggi Eropa. Oleh karena itu, para sejarawan dan ahli-ahli dalam berbagai disiplin ilmu, baik dari kalangan Islam sendiri maupun dari luar Islam, terus-menerus mempelajari sejarah hidup Rasulullah saw. Mereka yakin, di dalam dakwah Rasulullah saw., terdapat kunci-kunci sukses yang dapat diteladani dan direaktualisasikan di zaman modern. Dalam berda’wah Rasulullah yang patut di teladani adalah akhlaq beliau yang sangat tinggi, sebagai mana sabdanya : aku diutus kemuka bumi hanya untuk menyempurnakan akhlaq. Baik akhlaq kepada sesama manusia, maupun akhlaq terhadap Allah SWT.
Dengan adanya beberapa uraian di atas, maka penulis dalam makalah ini mengambil judul “Akhlaq terhadap sesama Manusia”
B. Rumusan Masalah
Dalam makalah ini secara garis besar rumusan masalahnya adalah :
a) Apakah pengertian akhlaq (etika) ?
b) Bagaimanakah cara berakhlaq terhadap sesama manusia?
c) Seberapa pentingkah akhlakul karimah terhadap sesama manusia?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Akhlaq ( etika)
Akhlak berasal dari kata Al.Akhlaq jamak dari Al.khuluq yang artinya kebiasaan, perangai dan tabiat.
Menurut Al Gazali, (dalam : http://sobatbaru.blogspot.com/ ) kata akhlak sering diidentikkan dengan kata kholqun (bentuk lahiriyah) dan Khuluqun (bentuk batiniyah), jika dikaitkan dengan seseorang yang bagus berupa kholqun dan khulqunnya, maka artinya adalah bagus dari bentuk lahiriah dan rohaniyah. Dari dua istilah tersebut dapat kita pahami, bahwa manusia terdiri dari dua susunan jasmaniyah dan batiniyah. Untuk jasmaniyah manusia sering menggunakan istilah kholqun, sedangkan untuk rohaniyah manusia menggunakan istilah khuluqun. Kedua komponen ini memilih gerakan dan bentuk sendiri-sendiri, ada kalanya bentuk jelek (Qobi’ah) dan adakalanya bentuk baik (jamilah). Akhlak yang baik disebut adab. Kata adab juga digunakan dalam arti etiket, yaitu tata cara sopan santun dalam masyarakat guna memelihara hubungan baik antar mereka. Akhlak disebut juga ilmu tingkah laku / perangai (Imal-Suluh) atau Tahzib al-akhlak (Filsafat akhlak), atau Al-hikmat al-Amaliyyat, atau al-hikmat al- khuluqiyyat. Yang dimaksudkan dengan ilmu tersebut adalah pengetahuan tentang kehinaan-kehinaan jiwa untuk mensucikannya. Dalam bahasa Indonesia akhlak dapat diartikan dengan moral, etika, watak, budi pekertim, tingkah laku, perangai, dan kesusilaan. Sedangkan Menurut Prof. Dr. Ahmad Amin (dalam : http://aliasppd.tripod.com/pengertianakhlak.htm) mendefinasikan akhlak sebagai kehendak yang dibiasakan . Maksudnya, sesuatu yang mencirikan akhlak itu ialah kehendak yang dibiasakan. artinya, kehendak itu apabila membiasakan sesuatu, maka kebiasaan itu dinamakan akhlak. Ahmad Amin menjelaskan arti kehendak itu ialah ketentuan daripada beberapa keinginan manusia. Manakala kebiasaan pula ialah perbuatan yang diulang-ulang sehingga mudah melakukanya. Daripada kehendak dan kebiasaan ini mempunyai kekuatan ke arah menimbulkan apa yang disebut sebagai akhlak. Menurut Ibnu Maskawayh (dalam : http://aliasppd.tripod.com/pengertianakhlak.htm) mengatakan akhlak ialah suatu keadaan bagi diri atau jiwa yang mendorong (diri atau jiwa itu) untuk melakukan perbuatan dengan senang tanpa didahului oleh daya pemikiran kerana sudah menjadi kebiasaan. Dari beberapa uraian di atas dapat disimpulkan bahwa, akhlaq adalah tingkah laku atau perbuatan baik terhadap sesama ataupun kepada Allah SWT.
A. Cara Berakhlaq Terhadap Sesama Manusia
Banyak sekali rincian yang dikemukakan Al-Qur'an berkaitan dengan perlakuan sesama manusia. Petunjuk dalam hal ini bukan hanya dalam bentuk larangan melakukan hal-hal negative seperti membunuh, menyakiti badan, atau mengambil harta tanpa alasan yang benar, tetapi juga sampai kepada menyakiti hati dengan cara menceritakan aib sesorang dibelakangnya, tidak perduli aib itu benar atau salah. Dalam hal ini Allah berfiman dalam Al-Qur'an surat Al-Baqarah ayat 263 yang artinya : "Perkataan yang baik dan pemberian ma'af, lebih baik dari sedekah yang diiringi dengan sesuatu yang menyakitkan (perasaan penerimanya), Allah Maha Kaya Lagi Maha Penyantun”
Di sisi lain Al-Qur'an menekankan bahwa setiap orang hendaknya didudukan secara wajar. Tidak masuk kerumah orang lain tanpa izin, jika bertemu saling mengucapkan salam, dan ucapan yang dikeluarkan adalah ucapan yang baik, hal ini dijelaskan dalam surat an-Nur ayat 24 yang artinya : "Pada hari (ketika), lidah, tangan dan kaki mereka menjadi saksi atas mereka terhadap apa yang dahulu mereka kerjakan”.
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa segala perbuatan kita akan dipertangung jawabkan kelak dihadapan Allah SWT, oleh karena itu dalam kehidupan harus dihiasi dengan akhlak yang baik terhadap sesama manusia.
A. Pentingnya Akhlak Terhadap sesama manusia.
Begitu besar peranan akhlak yang baik dalam kehidupan sehingga mampu menghadirkan suasana yang harmonis dan selaras. Sebagaimana Sabda Rasulullah ““Mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling bagus akhlaknya” (HR. Abu Dawud dan At Tirmidzi)”.
Tidak sedikit pula hidayah islam mampu mengetuk pintu dan akhirnya membuka hati kaum non muslim dikarenakan pancaran pesona akhlak mulia yang mampu ditunjukan oleh seorang muslim.
Dikisahkan pada zaman kehidupan Rasulullah SAW, bagaimana Suraqah, seorang pemuda Quraisy yang begitu bersemangat ingin membunuh Rasulullah SAW akhirnya memeluk islam setelah melihat sifat pemaafnya Rasulullah SAW terhadap dirinya-yang waktu itu Rasulullah SAW sesungguhnya kuasa berbalik untuk ganti membunuh Suraqah.
Seorang yang memiliki ketinggian ilmu tidaklah berarti apa-apa jika tidak memiliki akhlak yang baik. Apalah arti ilmu jika akhlak dan tata krama bagaikan panggang yang jauh dari api. Ilmu yang akhirnya akan teraplikasi lewat segala macam amal ibadah, sesungguhnya diharapkan mampu memperbaiki dan membentuk akhlak pelakunya ke arah yang lebih baik.
Jika segala praktek ibadah pada akhirnya tidak mampu melahirkan akhlak yang mulia, maka segala amal ibadah yang telah dikerjakan tidak lebih merupakan sekedar olah gerak tubuh. Sesungguhnya ibadah apapun yang kita laksanakan dalam kehidupan adalah agar dapat bermuara pada pencapaian nilai-nilai akhlak yang mulia serta menjauhkan kita dari segala sifat-sifat tercela.
BAB III
KESIMPULAN, SARAN DAN PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Akhlaq adalah tingkah laku atau perbuatan baik terhadap sesama manusia ataupun kepada Allah SWT.
2. Segala perbuatan manusia akan dipertangung jawabkan kelak dihadapan Allah SWT, oleh karena itu dalam kehidupan harus dihiasi dengan akhlak yang baik terhadap sesama manusia.
3. Peranan akhlak sangat penting sekali dalam kehidupan, khususnya dalam pergaulan sesama manusia.
B. Saran
Mengingat pentingnya akhlak dalam kehidupan sehari-hari, maka kami menyarankan, khususnya kepada teman-teman senasib seperjuangan di SMA NU Gombengsari, agar selalu menjaga dan memupuk akhlak kita agar lebih baik.
C. Penutup
Sebagai akhir dari penulisan makalah ini, semoga makalah ini bermanfaat, baik bagi Siswa-siswi Kelas XI SMA NU Gombengsari pada khususnya, dan masyarakat pada umumnya.
Dalam penyusunan makalah ini, banyak terdapat kekurangan, untuk itu kritik dan saran yang sifatnya membangun amat sangat kami harapkan.
Akhirnya kami sebagai penulis mohon kepada Allah SWT, semoga makalah ini bermanfaat, disamping itu kami mengucapkan banyak terima kasih kepada bapak/ibu Guru yang telah membimbing kami guna terselesainya makalah ini.